By : Snow Bear 18
Author : Snow Bear
18
Title : I’m
Saying
Genre : Sad Romace,
family
PG : 17+
Cast : Kim Min Seok ( Xiumin ), Park Na Eun (
OC ), Xiao Luhan ( Luhan ), Park Yoo Eun ( OC ), Lee Hye Sung ( OC )
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
AUTHOR POV.
Hari ini adalah
hari yang berat bagi na eun, yeoja yang duduk di kelas 12-A di Guri Inchang
High School. Dia berteman baik dengan Min seok seorang namja satu kelasnya, menurut na eun, min seok adalah namja yang
sangat baik padanya, waktu dia baru masuk ke SMA ini min seok-lah yang selalu
setia menjadi sahabatnya, walau awal pertemanan mereka diawali dengan keributan,
oleh karena itu na eun mulai menyukainya, entah kapan dia mulai merasakan rasa
ini yang jelas saat ini dia sangat menyukai min seok, semakin hari ia bersama
min seok dia merasa sangat nyaman dan sangat menyukainya. Tapi, saat sebulan
yang lalu ternyata na eun baru menyadari bahwa min seok sedang menjalin
hubungan dengan hye sung teman satu clubnya sendiri, hati na eun serasa sakit
melihat min seok kini bersama hye sung, kini min seok lebih memilih bersamanya
dibanding dengannya. Hari demi hari na eun semakin sakit melihat pemandangan
yang setiap hari di lihatnya itu dan rasanya na eun tidak berarti lagi hidup di
dunia ini, karena hanya min seok-lah penyemangat hidupnya untuk menghadapi
penyakit jantung yang diderita na eun sejak kecil.
Hari ini na eun
mendengar dari min seok sendiri jika setelah lulus min seok dan hye sung akan
menikah. Tentu saja siapa wanita yang tidak sakit jika orang yang selama ini ia
sayangi ternyata bersama orang lain, namun apa daya na eun bukanlah siapa-siapa
hanya seorang sahabat yang mengharapkan pria itu menjadi suaminya kelak. Na eun
yang mendengar berita itu sedikit sedih, hatinya seakan hancur
berkeping-keping, tapi dia masih bisa memaksakan senyum walau hatinya sedang
hancur sekarang, didalam hatinya dia bertekad “jika dia senang aku akan lebih senang lagi” tapi tetap saja
hatinya sangat sakit mendengar berita dari min seok itu.
Hari berikutnya,
na eun hanya bisa menyembunyikan rasa sakit dihatinya karena berita yang
dibawakan min seok kemarin. Apa yang harus ia lakukan untuk menghentikan
pernikahan tersebut sedangkan min seok dan dia akan lulus empat bulan lagi, apa
dia harus mengakui sebenarnya dia sangat mencintai min seok, tapi rasanya tak
mungkin bagi na eun yang nyatanya hanya gadis pemalu yang tidak bisa menyatakan
cinta kepada orang yang ia sayangi. Dia hanya mengurung diri dalam kamarnya,
dan tiba-tiba yoo eun datang menanyai sesuatu.
“ na eun.. kenapa kau seharian ini
hanya terdiam di dalam kamar, seperti bukan na eun adikku yang ku kenal.. “
katanya
“ ah.. aku tidak apa-apa.. “ jawab
na eun lesu, tiba-tiba saja bel rumah berbunyi membuat pembicaraan na eun dan
yoo eun terputus sampai disini, yoo eun membukakan pintu dan ternyata itu luhan
tunangan yoo eun, mereka memang pasangan yang sangat serasi, yoo eun memang
beruntung bisa mendapatkan luhan orang yang ia sayangi sedangkan na eun hanya
bisa pasrah melihat pesta pernikahan yang membuat hatinya terbunuh nantinya.
“ kyaaa~ oppa kau datang ? aku
sudah menunggumu.. “ kata yoo eun histeris
“ ya ampun malikatku ternyata
sangat menantikanku ya ? “ balas luhan sambil mengacak-acak rambut yoo eun
“ aku merindukanmu luhan oppa~ “
kata yoo eun manja
“ kau merindukanku.. kalau begitu
berikan aku popo.. agar kerinduanmu bisa terhapuskan...“ kata luhan sambil
menunjuk bibir tipisnya itu, tampa fikir panjang yoo eun langsung mencium bibir
luhan dengan tangan dikalungkan di leher luhan, luhan pun demikian dia
meletakan tangannya ke pinggang yoo eun dan memeluknya erat. Luhan mulai
melumat bibir atas yoo eun pelan demikian dengan yoo eun yang sedang melumat
bibir bawah luhan pelan, ciuman mereka terlihat sangat panas saat itu. Na eun
yang melihat pemandangat itu hanya bisa tersenyum bahagia karena kakaknya bisa
sebahagia itu, dan dia hanya bisa membayangkan jika dia bisa seperti itu dengan
min seok kelak karena ia sangat menginginkan hal itu terjadi padanya dengan min
seok.
***
Hari
demi hari na eun menjadi sangat sedih karena sebentar lagi adalah hari yang
sangat menyedihkan baginya, tak lain dan tidak bukan ialah hari pernikahan min
seok dan hye sung. Dia selalu berfikir akan bisa melupakannya tapi dugaannya
salah dia malah makin menyayangi min seok sekarang. Dia selalu saja meringkuk
dan menangis dikamarnya, tentu saja tampa sepengetahuaan yoo eun. yoo eun yang
semakin mengkhawatirkan na eun akhirnya masuk ke dalam kamar na eun, na eun
dengan cepatnya mengelap air matanya yang menetes di pipinya.
“ na eun-ya.. kau tidak makan ? “
tanya yoo eun
“ aku tidak lapar.. “
“ makanlah sedikit.. oh ya.. na
eun seminggu lagi aku akan menikah dengan luhan.. kau akan datang kan ? “ kata
yoo eun yang senyumnya agak di tekuk
“ hmm.. aku akan datang.. selamat
ya.. yoo eun kau orang yang beruntug... tidak seperti aku yang hanya bisa
memendam perasaan ini kepada seseorang.. “ ungkap na eun
“ hah ? siapa yang kau suka? “
kata yoo eun kaget
“ ... “
“ kajja jawab !! aku penasaran~ “
rayu yoo eun
“ itu.. kim.... “ sebelum
dilanjutkan pembicaraannya tiba-tiba saja na eun terjatuh pingsan di pangkuan
yoo eun, yoo eun yang saat itu sedang panik akhirnya menelpon luhan kekasihnya
itu dan membawanya ke rumah sakit.
“ ottoke.. oppa bagaimana ini
bagaimana keadaan na eun.. hanya dia keluarga yang aku punya oppa !! aku tidak
mau kehilangan na eun.. ba..bagaimana kalau penyakit jantungnya kambuh dan dia
tidak terselamatkan ? ottoke~ “ kata yoo eun terlihat panik
“ jangan berfikir begitu.. dia
pasti baik-baik saja.. chagi.. “ kata luhan menenangkan
“ oppa~ hikh.. “ kata yoo eun yang
sedang menangis dipelukan luhan, tiba-tiba ponsel luhan pun berbunyi dan
ternyata itu min seok adik kelasnya sendiri, luhan pun mengangkat ponsenya
dengan cepat.
“ yoboseo ? wae min seok ? “ kata
luhan mengawali
“ luhan hyung.. apa na eun tidak
apa-apa aku menelpon nomornya tapi tidak diangkat kemana dia ? “ tanya min seok
di seberang sana
“ hmm.. min seok sebenarnya... na
eun sedang di rumah sakit karena penyakit jantungnya kambuh “ jelas luhan
“ penyakit jantung ?? “
“ ne.. kau tidak tahu sebelumnya?
“
“ sama sekali.. hyung aku akan
kesana !! kau tunggu di lobi rumah sakit!! “ kata min seok yang nada bicaranya
sangat shock, lalu ia menutup teleponnya, lalu luhan langsung menunggunya di
lobi rumah sakit. Sedangkan yoo eun menemui dokter dan menanyai keadaan na eun
“ dokter.. bagaimana keadaan adik
saya, na eun ?? “ tanya yoo eun
“ sepertinya.. adik anda mengalami
koma akibat penyakit jantungnya yang semakin parah...“ jelas dokter yang
menangani na eun
“ apa dia akan baik-baik saja ? “
“ kita hanya bisa berdoa agar
semuanya baik-baik saja “ kata dokter itu dengan bijak, yoo eun yang mendengar
pernyatan tadi hanya bisa berdoa agar na eun baik-baik saja. Tiba-tiba luhan
pun datang bersama min seok, min seok yang baru saja datang terlihat pucat dan
shock.
“ nuna.. bagaimana keadaan na eun
dia tidak akan mati kan ? “ kata min seok sangat panik
“ kita hanya bisa berdoa agar na
eun baik-baik saja min seok-ya “ kata yoo eun, min seok yang mendengar itu
tiba-tiba saja bertekuk lutut dan merenungi nasip na eun kala itu.
***
Hari
ini hari ke tujuh na eun terbaring di rumah sakit ini. seperti biasa min seok
datang untuk menjengguk dan menganti setiap harinya bunga yang ada di vas dekat
tempat tidur na eun dengan bunga kesukaannya, bunga tulip bewarna pink. Min
seok memperhatikan secara ditail wajah na eun yang sangat pucat ia mengelus
dahi na eun dengan lembutnya.
“ na eun... kau tahu tadi aku
menghadiri acara pernikahan yoo eun, yoo eun sangat cantik menggunakan gaun
penggantin.. tapi kamu jauh lebih cantik jika kau kelak menggunakan gaun
pengantin seperti yoo eun. Oh ya.. yoo eun dan luhan sangat serasi sekali..
harusnya kau lihat..na eun, aku akan selalu menjagamu di setiap mimpi indahmu..
kamu cepat sadar ya “ min seok lalu meneteskan air matanya tepat di pipi na
eun. Tak lama saat min seok menangis pintu kamar yoo eun pun terbuka dan ternyata
luhan dan yoo eun sang pengantin baru.
“ min seok kau disini ?.. “ tanya
yoo eun
“ ne.. nuna.. selamat ya atas
pernikahan kalian hehe.. “ jawab min seok menahan air matanya
“ gomawo min seok.. apa ada
tanda-tanda na eun akan sadar dari komanya ? “ tanya yoo eun
“ eumm... sepertinya tidak.. “
“ oh.. “ kata yoo eun memasang
muka sedihnya
“ yasudah tolong jaga dia ya..
selama kami bulan madu.. “ kata luhan
“ geureyo~ hyung.. “ kata min seok
melemparkan senyum manisnya.
sebulan telah
berlalu dan saat ini na eun masih terbaring dari komanya, min seok pun datang
seperti biasa, datang setiap harinya untuk melihat na eun yang masih terbaring
di tempat tidur, tetapi dia terlihat berbeda, yang biasanya dia membawa bunga
tulip pink, kini dia membawa sebuah boneka
beruang coklat besar, na eun pernah berkata bahwa ia sangat menyukai beruang,
dan kini min seok mengingatnya dan dia akhirnya membawa boneka beruang tersebut,
min seok lalu meletakannya di kursi dekat tempat tidurnya. Min seok yang
melihat na eun dengan keadaan seperti ini terlihat sangat sedih, ia menjadi
resah karena menunggu na eun yang tak kunjung sadar, dalam lubuk hatinya ia
sangat tidak ingin kehilangan na eun, dan dia hanya berharap bahwa na eun akan
sadar dari tidur panjangnya.
Bulan kedua na
eun di rumah sakit, na eun masih saja tertidur dari tidur lelapnya. Yoo eun dan
luhan masuk ke kamar rawatnya untuk menjenguk na eun. Begitu juga dengan min
seok, kali ini dia membawa sebuah buku cerita tentang ‘snow white’ yang
bertujuan untuk ia bacakan setelah yoo eun dan luhan pulang.
“ na eun.. coba pegang perutku...
aku.. sedang hamil ini anakku dan luhan yang nantinya akan menjadi keponakanmu
na eun.. “ kata yoo eun yang matanya sudah berkaca-kaca
“ chagia..? “ kata luhan memegang
pundak yoo eun untuk menenangkannya
“ ne oppa... gwaechana.. “ kata
yoo eun yang hatinya masih pilu
“ jangan bersedih aku mohon.. aku
tidak mau melihat kau menangis lagi.. aku tidak mau terjadi apa-apa pada anak
kita.. arasso ? cup cup.. don’t cry baby.. “ kata luhan sambil memegang dengan
lembut wajah yoo eun, yoo eun pun tersenyum sekarang, dan min seok hanya bisa
memandangi mereka dengan senyuman hangatnya lalu dia memandangi na eun yang
masih terbaring di alam mimpinya.
“ ya ! min seok-ya.. aku ingin
mencarikan kimchi untuk yoo eun ya ? biasa dia kan sedang masa mengidam..
hehe.. “ kata luhan sambil merangkul mesra yoo eun
“ ne.. arasso.. “ kata min seok
tersenyum manis, mereka keluar dari kamar na eun. Sedang min seok kembali fokus
memandang wajah na eun lekat, dia selalu berfikir bahwa dia ingin bisa bersama
dengan na eun lagi menjadi sahabat yang sangat dekat seperti dulu. Min seok
membuka buku cerita ‘snow white’nya untuk dia bacakan kepada na eun.
“ na eun.. kau bisa mendengarku
kan walau semua indramu lumpuh tapi aku yakin telingamu tidak lumpuh kan ? aku
akan bercerita padamu.. kau pernah berkata bahwa kau sangat suka salju kan? Aku
punya buku bagus berjudul ‘snow white’ kau mau dengar ?..... baiklah aku akan
bacakan.. zaman dahulu hidup seorang gadis cantik bernama snow white, dia
tinggal bersama ayah dan ibunya, tapi.. kehidupannya beubah saat ibunya
meninggal, ayahnya menikah dengan ratu victoria, beliau adalah seorang yang
ternyata nenek sihir yang memiliki sihir hitam, karena kebencian ratu terhadap
snow white ia malah akan menyelakai snow white............... “ min seok
menceritkan dengan penuh harapan jika na eun akan mendegar suaranya, walau
tidak pasti betul.
“..........sayang nasip snow
white, dia memakan apel beracun itu dan dia hampir saja meninggal, tapi sang
pangeran datang menghampirinya dengan kuda putihnya. Pangeran yang melihat
gadis cantik itu terbaring, dan langsung saja mencium bibir merah snow white
dengan lembutnya, akhirnya snow white terbanggun dari tidurnya, dan karena
sihir itu bisa dipatahkan dengan cinta, akhirnya ratu victoria lenyap untuk
selama-lamanya, dan snow white bisa hidup bahagia dengan pangeran selamanya....
tamat... kau mendengarnya kan ? ceritanya bagus kan ? na eun, apakah aku harus
menciummu seperti dalam cerita ini agar kau bisa banggun ? tapi, rasanya tidak
mungkin ini bukanlah dongeng kan? “ kata min seok selesai bercerita.
***
Tiga
bulan sudah min seok menunggu na eun untuk bangun dari tempat tidurnya, namun,
sayang penantiannya itu sia-sia na eun belum saja sadar dari komanya, min seok
yang kala itu sangat lelah menunggunya hanya bisa berharap dan terus berharap
agar dia bangkit dari mimpi indahnya itu. Hari ini, tepatnya tanggal 18
December 2014, min seok datang kembali menjenguk na eun yang masih koma, kali
ini min seok membawa sebuah gitar bewarna pink seperti warna kesukaan na eun.
“ na eun-ya apa kabar?... kau
baik-baik saja kan?... kau sudah makan?... apa kau merindukanku ?... “
kata-kata min seok itu seakan dia berkata sendiri pada benda mati, karena tak
ada jawaban sepatah katapun dari seseorang yang ia ajak bicara
“ kau semakin cantik saja... oh
ya.. aku membawa gitar.. “ kata min seok sambil mengambil gitar di sebelahnya
“ Cha~ !!! lihat gitar ini
berwarna merah muda seperti warna kesukaanmu.. kau ingin dengar aku bernyanyi
kan ??... baiklah aku akan bernyanyi... lagu ini judulnya ‘Miracle In December’
karena aku ingin berharap bahwa kau akan sadar dari koma di bulan desember
ini... tapi, rasanya tidak mungkin.. aku hanya berharap kau sadar dan kita bisa
bersama-sama lagi seperti dulu... sekarang... aku akan bernyanyi ne? “ kata min
seok sambil bersiap-siap untuk bernyanyi untuk na eun.
“
Boiji anheun neol chajeuryeogo aesseuda... deuiji anhneun deureulyeo aesseuda..
Boiji
anhdeonge boigo deulliki anhdeonge deullyeo neo nareul ddeonan dwiro naegen
eobdeon himi saenggyeosso...
Neon
nabakke mollasseodeon igijogin naega yeah.. ne maeumdo mollajwodeon musimhan
naega.. ireohke seo dallajyeodaneunge nsjocha midgiji anha
Ne
sarangeun ireohke gyesok nal umjikyeo.. nan saenggakmanhamyeon sesangeul neoro
chaeul su isseo hmmm.... nunsonggihanaga ne nunmul han bangulinigga
Dan
han gaji mothaneun geoseun neol naegero oge haneun il i chorahan
choneunglyeog.... ijen eobseumyeon jogesseo.. uhh...
Neol
nabakke mollasseodeon igijogin naega ne maeumdo mollajwodeon musimhan naega
Ireohke
deo dallajyeodaneunge najocha midgiji anha... ne sarangeun irohke gyesok nal
umjikyeo...
Jiganeul
meomchwo... nege doraga..
Chuegogeul
chageum... neoui eijireum yeoreo..
Nan
ge ane isseo... oww hoo.. neowa hamke ineun geol aju jogeunmago yakhan sarami
neoui sarangi..
Ireohke
modeunggeol.. nae salmeul modu bakkungeol.. sesangeul modu hoo woo...
Sarangi
gomaun jul mollasseodeon naega hoo...
Kkeutnamyeon
geumanin jul aradeon naega ohh..
Neo
wonhaedeon geu moseub geudaero nalmada nareul gochyeoga.. nae dsrsngeun
kkeutteobsi..gyeosok ddeul gata.. siganeul meomchwo.......” tiba-tiba saja nyanyian indah min seok terhenti
dikarenakan air matanya yang tidak bisa terbendung lagi akhirnya ia meneteskan
air matanya karena ia tidak mampu lagi menuggu na eun seperti ini, dia lelah
harus melihat na eun yang seperti orang mati ini. dia merasa sedih melihat
wajah na eun yang semakin hari semakin pucat, dia tidak tahu harus bagaimana
lagi kali ini, apa dia harus koma juga untuk bisa berbicara lagi dengannya atau
harus mati sekalian agar dia bisa memeluk na eun lagi ? min seok semakin
kehilangan cara untuk bisa membangunkannya dari tidur lelapnya itu. Tiba-tiba
luhan masuk dengan yoo eun istrinya dengan wajah agak kaget dan khawatir.
“ aigo !! kau kenapa min seok ?? “
tanya luhan
“ hikh..hikh.. hyung aku lelah..
apa na eun akan bisa hidup lagi ? “ kata min seok dengan air mata yang terus
mengalir
“ kau ini bicara apa na eun memang
masih hidup kan ? “
“ bagaimana bisa dia hidup, orang
hidup itu makan, minum, beraktivitas... tapi kenapa dia hanya tidur saja ?? huh
? “ kata min seok yang hampir putus asa.
“ min seok !! kau harus yakin
kalau na eun itu akan kembali sadar apa kau akan menyerah untuk penantianmu
selama ini ? lalu mengapa kau sangat peduli dengan na eun sedang kau punya hye
sung... “ xiumin yang mendengar perkataan luhan hanya terdiam dalam suasana
genting seperti ini, dia memang tidak bisa menahan perasaan yang telah di
pendamnya sejak lama ini. tapi, dia harus meahannya bagaimanapun juga.
“ hyung !! aku akan menikah dengan
hye sung sebulan lagi... aku sangat peduli dengan na eun karena na eun........
adalah.... sahabatku yang sangat aku cintai.. “ kata min seok, kemudian dia
pergi keluar begitu saja tampa pamit dengan luhan dan yoo eun terlebih dahulu.
***
Yoo
eun yang tengah hamil pun dengan semangat membersihkan kamar adiknya na eun
yang selama 3 bulan lebih ia tinggalkan. Yoo eun membersihkan mulai dari tempat
tidur hingga rak-rak buku, tiba-tiba saja ia menemukan sebuah buku bewarna
merah muda bertuliskan “I Love You Kim Min Seok Y” di sampul buku tersebut,
karena penasaran akhirnya dia membuka buku itu dengan teliti. Halaman buku itu
berisikan foto-foto min seok saat mereka baru masuk SMA, saat min seok beraktivitas
di sekolah, saat min seok sedang menyanyi di acara sekolah, bahkan foto saat
min seok sedang di hukum karena terlambat datang ke sekolah, yoo eun berfikir
dan meneliti bahwa na eun selama ini sangat mencintai min seok, karena itu ia
sering mengurung diri di kamarnya ini, karena ia tahu min seok akan menikah
dengan hye sung.
***
Bulan
keempat setelah hari kelulusan, tepatnya tanggal 25 januari 2015. Hari ini
adalah hari pernikahan min seok dan hye sung. Tentu saja sebagai orang terdekat
luhan dan yoo eun hadir dalam acara tersebut.
“ min seok-ya.. chukkae atas
pernikahaanmu.. “ kata luhan sambil menjabat tangan kanan min seok
“ ne hyung... gomawo... “
“ min seok-ya ... ini.. aku
menemukan buku ini dikamar na eun, sepertinya kau harus melihatnya.. “ kata yoo
eun sambil menyerahkan bingkisan warna merah muda ke arah min seok
“ eoh ? buku milik na eun ? ne..
gomawo... “ min seok langsung membuka bingkisan tersebut, dia sontak terkejut
karena di dalam buku tebal tersebut berisikan puluhan foto tentang dirinya,
sementara dia masih terkejut, tiba-tiba saja ponsel luhan berbunyi ternyata itu
pihak dari rumah sakit yang merawat na eun, tanpa pikir panjang luhan langsung
mengangkat panggilan tersebut.
“ yoboseo ? “ awali luhan
“ maaf sebelumnya... saya akan
memberitahu tentang keadaan na eun saat ini, sepertinya na eun keadaannya
semakin parah karena penyakit yang di deritanya. Dokter sudah berusaha keras
untuk menanganinya.... tapi... sepertinya detak jantungnya sudah berhenti,
monitor untuk mengetahui detak jantung juga sudah berhenti.... sepertinya dia
sudah..... “ luhan langsung menutup ponselnya cepat, dan langsung memberitahu
kepada yoo eun dan min seok, min seok yang mendengar berita tersebut semakin
shock. Ia langsung menemui hye sung untuk berbicara padanya di ruang rias.
“ hye sung !! kita harus bicara
!!! “ kata min seok yang wajahnya mulai memucat
“ mwo oppa ? “ tanya hye sung
bingung
“ kajja ikut aku ... “ kata min
seok sambil menarik tangan hye sung dan membawanya ke suatu tempat, min seok
langsung menggatakan yang sebenarnya tentang perasaannya yang ia pendam sejak
lama, tentang ia sangat mencintai na eun sebelum ia mengenal hye sung, hye sung
yang mendengar kata-kata dari min seok pun sangat kaget mendengarnya, tapi saat
hye sung melihat air mata yang tulus mengalir dari mata indah min seok, hye
sung jadi memahami mengapa ia membatalkan pernikahan ini, hye sung pun
tersenyum memahami min seok dan melepaskan min seok untuk bertemu dengan na
eun. Min seok langsung menuju kerumah sakit dengan menaiki mobil silvernya itu.
Dia langsung masuk ke ruang rawat na eun yang saat itu banyak didikelilingi
perawat dan dokter yang ingin melepaskan semua alat pembantu pernafasan na eun
dan tentunya juga ada yoo eun dan luhan yang sedang menangisi kepergian na eun.
Sontak min seok yang baru saja datang langsung menghampiri na eun dengan air
mata berlinang.
“ na eun..!!! na eun !! jawab aku
kamu tidak boleh mati begitu saja !! kamu menggapa meninggalkanku ?? kenapa
meninggalkanku huh?, tanpa sepatah kata selamat tinggal kepadaku ?? kamu belum
mengetahui apa yang aku rasakan, kan? terhadapmu ?na eun-ya !!!!! “ saat itu
air mata min seok semakin deras melihat na eun kini tak bernyawa, lalu apa
penantiannya selama ini, jika akhirnya na eun meninggalkannya juga.
“ maaf, tuan.. kami akan membawa
na eun ke ruang.... “ kata suster yang belum menyelesaikan kata-katanya
“ tunggu dulu !! aku ingin bicara
pada na eun terlebih dahulu... “ kata min seok menahan air matanya
“ baik.. “ kata suster singkat
“ na eun-ya.. kau masih ingat kan
saat kita pertama kali bertemu...? saat kita bertengkar di kantin sekolah
karena hanya sebuah buku catatan pribadimu... ya.. bukumu kujatuhkan di dalam
selokan.. padahal itu buku kesayanganmu kan? Lalu saat kita membuat keributan
kita langsung di bawa ke ruang BP.. lalu saat itu kita berdamai dan aku
membelikan lagi buku itu.. buku catatan kesukaanmu... yang ternyata kini
berisikan fotoku semua... “ kata min seok dengan mata berbinar-binar akibat dia
menahan tangisnya
“....”
“ kau ingat... kan ? aku jelas
ingat sekali semua tentang dirimu.. semua senyummu padaku... dan saat kamu
marah kamu terlihat lucu sekali... aku suka saat saat seperti itu.. sebenarnya
aku sudah menyukaimu sejak pertama kali kita bertemu... aku sangat
menyayangimu... na eun.. kau tahu aku membatalkan pernikahanku hanya demi untuk
bertemu denganmu... apa kau tega meninggalkanku seperti ini ? sedangkan aku
sudah menunggu lama dirimu ? aku takut sebenarnya menggatakan perasaanmu
kepadamu... oleh karena itu aku pacaran dengan hye sung.. aku berfikir kau
tidak menyukaiku kukira kau hanya mengangapku sahabat... jadi aku berfikir utuk
melepaskanmu dan melupakanmu.... namun perjuanganku sia-sia saja aku tidak akan
pernah bisa melupakanmu.... “ kata min seok sambil memegang tangan pucat na eun.
“....”
“ na eun-ya buka matamu... kajja
buka matamu... haruskah aku mati juga untuk bertemu denganmu lagi dan mungkin
saja apa aku harus bunuh diri untuk bisa bertemu denganmu dialam yang sama ? “
kini air mata min seok tidak bisa dibendung lagi, dan akhirnya pecah juga air
matanya yang menetes tepat di dahi na eun.
“ kajja buka matamu... aku sangat
mencintaimu park na eun... aku selalu bermimpi untuk menikah denganmu.... ”
kata min seok sambil menarik-narik tangan na eun
“ kajja~ na eun... kita pergi dari
sini... aku akan membawamu ketempat yang kau mau karena aku sangat
mencintaimu... aku berjanji akan selalu setia kepadamu dan aku akan
melindungimu dengan kemampuanku... aku akan membahagiakanmu na eun-ya.. “ min
seok yang tidak menghiraukan sekelilingnya langsung menyambar bibir pucat na
eun, dia mencium bibirnya seperti sudah sejak lama ia ingin melakukan itu
padanya, air matanya terus saja menetes dari matanya yang terpejam itu. Min
seok lalu melumat bibir pucat na eun seakan-akan na eun yang ia peluk erat itu
masih hidup, min seok yang mencium na eun itu pun langsung melepaskannya dan
memeluknya erat di tubuhnya yang hangat itu.
“ min seok-ya... ? “ kata luhan
yang hanya bisa terkaget-kaget oleh kelakuan dongsaengnya itu yang tidak pernah
ia ketahui sebelumnya
“ na jongmal saranghae~ park na
eun...please open your eyes... aku selalu berharap kau bisa bangun lagi dari
tidur lelapmu..... na eun-ya saranghae... jongmal saranghae park na
eun........... “ bisik min seok tepat di telinga na eun, tiba-tiba saja tangan
na eun bergerak membalas pelukan erat min seok, min seok yang saat itu sangat
kaget hanya bisa menatap na eun lekat dia tak percaya orang yang selama ini ia
tunggu akhirnya membuka mata juga.
“ min seok-ya... aku juga
mencintaimu... sangat mencintaimu.. aku selalu ingat tentang kenangan kita dari
awal hingga akhir... aku juga selalu mendengarkan kata-katamu saat aku tidur
karena koma... aku juga ingin bisa menikah denganmu.. tapi aku takut mengatakan
ini semua kepadamu min seok.... tapi sekarang aku tidak takut untuk
mengatakannya karena aku sudah tahu perasaanmu... aku ingin mengatakan ini
sejak dulu kalau aku sangat mencintaimu min seok~ “ kata na eun yang suaranya
sedikit serak, yoo eun dan luhan bahkan para tenaga medis pun tidak percaya
akan semua keajaiban ini, ini benar-benar suatu keajaiban yang pernah ada di
dunia.
“ na eun.. aku tidak akan pernah
mau kehilangan dirimu lagi aku tidak akan pernah melepaskanmu lagi.... aku
janji hatiku kini hanya jadi milikmu bukan menjadi milik hye sung lagi..... aku
janji... “ kata min seok yang memeluk hangat na eun
“ ne.. min seok... hatiku hanya
milikmu... “ kata na eun yang kemudian mencium bibir min seok dengan mata
terpejam dan penuh ketulusan, bibir na eun yang hanya bersentuhan dengan min
seok pun terasa sangat hangat di bibir merah muda min seok, min seok memejmkan
matanya dan memeluk pinggang milik na eun. Mereka melepaskan ciuman mereka dan
min seok pun membawa pulang na eun yang masih terlihat lemah. Sesampainya
dirumah na eun, min seok pun menidurkan na eun di ranjang yang terletak di
kamar na eun.
“ apa yang kau inginkan..? kau
ingin aku membawakan sup kentang kesukaanmu? “ kata min seok yang sedang duduk
di atas ranjang milik na eun
“ hmm.. tidak aku hanya ingin kau
ada di sini bersamaku... “ kata na eun yang masih lemah di atas ranjang
“ na eun.. tanpa kau suruh aku
juga pasti akan selalu bersamamu... “ kata min seok sambil membelai rambut
cokelat na eun, tiba-tiba saja min seok berlutut di hadapan na eun sambil
menyodorkan sebuah cincin berwarna silver yang tadinya untuk pernikahan hye
sung dan dirinya.
“ na eun-ya.... will you marry me
? “ lanjut min seok sambil melihat mata na eun lekat
“ ....yes, i do... “ kata na eun
sambil tersenyum manis dihadapan min seok, min seok yang mendengar jawaban dari
na eun merasa sangat senang, karena kesenangnya min seok memeluk tubuh na eun
erat.
***
Setahun
telah berlalu, kini keadaan na eun sudah pulih seutuhnya dari penyakit
jantugnya, dan ini adalah hari bahagia na eun karena hari ini adalah hari
pernikahan min seok dan na eun, betapa bahagianya na eun bisa menikah dengan
min seok, ini bagaikan mimpi indah baginya. Tamu-tamu di dalam gedung sudah
berdatangan bahkan mantan calon istri min seok pun datang yaitu hye sung, dia
tak sendirian ternyata ia juga bersama sehun, adik kelas min seok dan na eun di
SMA. Dan tentu juga yoo eun dan luhan bahkan anak laki-laki mereka sekarang sudah
lahir yang mereka beri nama Xiao Yu Han. Sungguh ini bagikan cerita dongeng
‘snow white’ yang pernah min seok ceritakan pada na eun, ketika na eun
terbaring koma di rumah sakit, yang berceritakan seorang putri yang bangun dari
tidur lelapnya karena ciuman sang pangeran, bahkan na eun tidak percaya akan
bisa mendapatkan seorang namja bernama min seok itu, dia sangat bahagia hari
ini.
Upacara
pernikahan pun dimulai, tertampak min seok yang mengenakan jas bewarna hitam dengan
tampannya berdiri di altar tersebut. Tak lama kemudian na eun sang pengantin
wanita memasuki ruang penikahan itu, dia terlihat sangat cantik mengenakan gaun
pengantin panjang bewarna putih dengan lengan panjang bermotif bunga, ia juga
membawa bunga tulip berwarna merah muda yang digengamnya, sama seperti bunga
yang selalu min seok bawa ketika na eun masih koma. Min seok pun mengucapkan
janji suci dihadapan penghulu dan para tamu yang datang, lalu min seok
memasangkan cincin silver di jemari na eun, begitu juga dengan na eun yang memasangkan
cincin di jemari min seok. Setelah selesai pemasangan cincin tanpa pikir
panjang min seok memegang pinggang na eun dan mencium bibir merah muda na eun,
wajah na eun sontak memerah seperti kepiting rebus saat itu, sebagai balasannya
na eun meletakkan tangannya di pundak min seok untuk menjaga keseimbangan
tubuhnya. Min seok lalu melepaskan ciuman mereka dan beralih memeluk na eun
dengan hangatnya. Tamu yang datang pun merasa jika aksi na eun dan min seok itu
adalah suatu hiburan untuk mereka.
“ aigo~ oppa~ kau apa-apaan sih...
aku malu tahu.. “ kata na eun yang wajahnya semakin memerah lalu melepaskan
tangannya dari pundah min seok.
“ na eun-ya aku seperti ini karena
aku tidak ingin kehilangan dirimu lagi~ “ kata min seok berbisik di telinga na
eun. Na eun yang mendengar kata-kata dari min seok itu pun hanya tersenyum geli
mendengar kata-kata min seok. Dan pada akhirnya mereka berdua hidup dengan
bahagia selamanya.
-TAMAT-