Rabu, 21 Januari 2015

FF "I'm Saying"

By : Snow Bear 18


Author  : Snow Bear 18
Title       : I’m Saying
Genre   : Sad Romace, family
PG          : 17+
Cast       : Kim Min Seok ( Xiumin ), Park Na Eun ( OC ), Xiao Luhan ( Luhan ), Park Yoo Eun ( OC ), Lee Hye Sung ( OC )
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
AUTHOR POV.
                                Hari ini adalah hari yang berat bagi na eun, yeoja yang duduk di kelas 12-A di Guri Inchang High School. Dia berteman baik dengan Min seok seorang namja satu kelasnya,  menurut na eun, min seok adalah namja yang sangat baik padanya, waktu dia baru masuk ke SMA ini min seok-lah yang selalu setia menjadi sahabatnya, walau awal pertemanan mereka diawali dengan keributan, oleh karena itu na eun mulai menyukainya, entah kapan dia mulai merasakan rasa ini yang jelas saat ini dia sangat menyukai min seok, semakin hari ia bersama min seok dia merasa sangat nyaman dan sangat menyukainya. Tapi, saat sebulan yang lalu ternyata na eun baru menyadari bahwa min seok sedang menjalin hubungan dengan hye sung teman satu clubnya sendiri, hati na eun serasa sakit melihat min seok kini bersama hye sung, kini min seok lebih memilih bersamanya dibanding dengannya. Hari demi hari na eun semakin sakit melihat pemandangan yang setiap hari di lihatnya itu dan rasanya na eun tidak berarti lagi hidup di dunia ini, karena hanya min seok-lah penyemangat hidupnya untuk menghadapi penyakit jantung yang diderita na eun sejak kecil.
                                Hari ini na eun mendengar dari min seok sendiri jika setelah lulus min seok dan hye sung akan menikah. Tentu saja siapa wanita yang tidak sakit jika orang yang selama ini ia sayangi ternyata bersama orang lain, namun apa daya na eun bukanlah siapa-siapa hanya seorang sahabat yang mengharapkan pria itu menjadi suaminya kelak. Na eun yang mendengar berita itu sedikit sedih, hatinya seakan hancur berkeping-keping, tapi dia masih bisa memaksakan senyum walau hatinya sedang hancur sekarang, didalam hatinya dia bertekad “jika dia senang aku akan lebih senang lagi” tapi tetap saja hatinya sangat sakit mendengar berita dari min seok itu.
                                Hari berikutnya, na eun hanya bisa menyembunyikan rasa sakit dihatinya karena berita yang dibawakan min seok kemarin. Apa yang harus ia lakukan untuk menghentikan pernikahan tersebut sedangkan min seok dan dia akan lulus empat bulan lagi, apa dia harus mengakui sebenarnya dia sangat mencintai min seok, tapi rasanya tak mungkin bagi na eun yang nyatanya hanya gadis pemalu yang tidak bisa menyatakan cinta kepada orang yang ia sayangi. Dia hanya mengurung diri dalam kamarnya, dan tiba-tiba yoo eun datang menanyai sesuatu.
“ na eun.. kenapa kau seharian ini hanya terdiam di dalam kamar, seperti bukan na eun adikku yang ku kenal.. “ katanya
“ ah.. aku tidak apa-apa.. “ jawab na eun lesu, tiba-tiba saja bel rumah berbunyi membuat pembicaraan na eun dan yoo eun terputus sampai disini, yoo eun membukakan pintu dan ternyata itu luhan tunangan yoo eun, mereka memang pasangan yang sangat serasi, yoo eun memang beruntung bisa mendapatkan luhan orang yang ia sayangi sedangkan na eun hanya bisa pasrah melihat pesta pernikahan yang membuat hatinya terbunuh nantinya.
“ kyaaa~ oppa kau datang ? aku sudah menunggumu.. “ kata yoo eun histeris
“ ya ampun malikatku ternyata sangat menantikanku ya ? “ balas luhan sambil mengacak-acak rambut yoo eun
“ aku merindukanmu luhan oppa~ “ kata yoo eun manja
“ kau merindukanku.. kalau begitu berikan aku popo.. agar kerinduanmu bisa terhapuskan...“ kata luhan sambil menunjuk bibir tipisnya itu, tampa fikir panjang yoo eun langsung mencium bibir luhan dengan tangan dikalungkan di leher luhan, luhan pun demikian dia meletakan tangannya ke pinggang yoo eun dan memeluknya erat. Luhan mulai melumat bibir atas yoo eun pelan demikian dengan yoo eun yang sedang melumat bibir bawah luhan pelan, ciuman mereka terlihat sangat panas saat itu. Na eun yang melihat pemandangat itu hanya bisa tersenyum bahagia karena kakaknya bisa sebahagia itu, dan dia hanya bisa membayangkan jika dia bisa seperti itu dengan min seok kelak karena ia sangat menginginkan hal itu terjadi padanya dengan min seok.
***
                Hari demi hari na eun menjadi sangat sedih karena sebentar lagi adalah hari yang sangat menyedihkan baginya, tak lain dan tidak bukan ialah hari pernikahan min seok dan hye sung. Dia selalu berfikir akan bisa melupakannya tapi dugaannya salah dia malah makin menyayangi min seok sekarang. Dia selalu saja meringkuk dan menangis dikamarnya, tentu saja tampa sepengetahuaan yoo eun. yoo eun yang semakin mengkhawatirkan na eun akhirnya masuk ke dalam kamar na eun, na eun dengan cepatnya mengelap air matanya yang menetes di pipinya.
“ na eun-ya.. kau tidak makan ? “ tanya yoo eun
“ aku tidak lapar.. “
“ makanlah sedikit.. oh ya.. na eun seminggu lagi aku akan menikah dengan luhan.. kau akan datang kan ? “ kata yoo eun yang senyumnya agak di tekuk
“ hmm.. aku akan datang.. selamat ya.. yoo eun kau orang yang beruntug... tidak seperti aku yang hanya bisa memendam perasaan ini kepada seseorang.. “ ungkap na eun
“ hah ? siapa yang kau suka? “ kata yoo eun kaget
“ ... “
“ kajja jawab !! aku penasaran~ “ rayu yoo eun
“ itu.. kim.... “ sebelum dilanjutkan pembicaraannya tiba-tiba saja na eun terjatuh pingsan di pangkuan yoo eun, yoo eun yang saat itu sedang panik akhirnya menelpon luhan kekasihnya itu dan membawanya ke rumah sakit.
“ ottoke.. oppa bagaimana ini bagaimana keadaan na eun.. hanya dia keluarga yang aku punya oppa !! aku tidak mau kehilangan na eun.. ba..bagaimana kalau penyakit jantungnya kambuh dan dia tidak terselamatkan ? ottoke~ “ kata yoo eun terlihat panik
“ jangan berfikir begitu.. dia pasti baik-baik saja.. chagi.. “ kata luhan menenangkan
“ oppa~ hikh.. “ kata yoo eun yang sedang menangis dipelukan luhan, tiba-tiba ponsel luhan pun berbunyi dan ternyata itu min seok adik kelasnya sendiri, luhan pun mengangkat ponsenya dengan cepat.
“ yoboseo ? wae min seok ? “ kata luhan mengawali
“ luhan hyung.. apa na eun tidak apa-apa aku menelpon nomornya tapi tidak diangkat kemana dia ? “ tanya min seok di seberang sana
“ hmm.. min seok sebenarnya... na eun sedang di rumah sakit karena penyakit jantungnya kambuh “ jelas luhan
“ penyakit jantung ?? “
“ ne.. kau tidak tahu sebelumnya? “
“ sama sekali.. hyung aku akan kesana !! kau tunggu di lobi rumah sakit!! “ kata min seok yang nada bicaranya sangat shock, lalu ia menutup teleponnya, lalu luhan langsung menunggunya di lobi rumah sakit. Sedangkan yoo eun menemui dokter dan menanyai keadaan na eun
“ dokter.. bagaimana keadaan adik saya, na eun ?? “ tanya yoo eun
“ sepertinya.. adik anda mengalami koma akibat penyakit jantungnya yang semakin parah...“ jelas dokter yang menangani na eun
“ apa dia akan baik-baik saja ? “
“ kita hanya bisa berdoa agar semuanya baik-baik saja “ kata dokter itu dengan bijak, yoo eun yang mendengar pernyatan tadi hanya bisa berdoa agar na eun baik-baik saja. Tiba-tiba luhan pun datang bersama min seok, min seok yang baru saja datang terlihat pucat dan shock.
“ nuna.. bagaimana keadaan na eun dia tidak akan mati kan ? “ kata min seok sangat panik
“ kita hanya bisa berdoa agar na eun baik-baik saja min seok-ya “ kata yoo eun, min seok yang mendengar itu tiba-tiba saja bertekuk lutut dan merenungi nasip na eun kala itu.
***
                Hari ini hari ke tujuh na eun terbaring di rumah sakit ini. seperti biasa min seok datang untuk menjengguk dan menganti setiap harinya bunga yang ada di vas dekat tempat tidur na eun dengan bunga kesukaannya, bunga tulip bewarna pink. Min seok memperhatikan secara ditail wajah na eun yang sangat pucat ia mengelus dahi na eun dengan lembutnya.
“ na eun... kau tahu tadi aku menghadiri acara pernikahan yoo eun, yoo eun sangat cantik menggunakan gaun penggantin.. tapi kamu jauh lebih cantik jika kau kelak menggunakan gaun pengantin seperti yoo eun. Oh ya.. yoo eun dan luhan sangat serasi sekali.. harusnya kau lihat..na eun, aku akan selalu menjagamu di setiap mimpi indahmu.. kamu cepat sadar ya “ min seok lalu meneteskan air matanya tepat di pipi na eun. Tak lama saat min seok menangis pintu kamar yoo eun pun terbuka dan ternyata luhan dan yoo eun sang pengantin  baru.
“ min seok kau disini ?.. “ tanya yoo eun
“ ne.. nuna.. selamat ya atas pernikahan kalian hehe.. “ jawab min seok menahan air matanya
“ gomawo min seok.. apa ada tanda-tanda na eun akan sadar dari komanya ? “ tanya yoo eun
“ eumm... sepertinya tidak.. “
“ oh.. “ kata yoo eun memasang muka sedihnya
“ yasudah tolong jaga dia ya.. selama kami bulan madu.. “ kata luhan
“ geureyo~ hyung.. “ kata min seok melemparkan senyum manisnya.
sebulan telah berlalu dan saat ini na eun masih terbaring dari komanya, min seok pun datang seperti biasa, datang setiap harinya untuk melihat na eun yang masih terbaring di tempat tidur, tetapi dia terlihat berbeda, yang biasanya dia membawa bunga tulip pink,  kini dia membawa sebuah boneka beruang coklat besar, na eun pernah berkata bahwa ia sangat menyukai beruang, dan kini min seok mengingatnya dan dia akhirnya membawa boneka beruang tersebut, min seok lalu meletakannya di kursi dekat tempat tidurnya. Min seok yang melihat na eun dengan keadaan seperti ini terlihat sangat sedih, ia menjadi resah karena menunggu na eun yang tak kunjung sadar, dalam lubuk hatinya ia sangat tidak ingin kehilangan na eun, dan dia hanya berharap bahwa na eun akan sadar dari tidur panjangnya.
Bulan kedua na eun di rumah sakit, na eun masih saja tertidur dari tidur lelapnya. Yoo eun dan luhan masuk ke kamar rawatnya untuk menjenguk na eun. Begitu juga dengan min seok, kali ini dia membawa sebuah buku cerita tentang ‘snow white’ yang bertujuan untuk ia bacakan setelah yoo eun dan luhan pulang.
“ na eun.. coba pegang perutku... aku.. sedang hamil ini anakku dan luhan yang nantinya akan menjadi keponakanmu na eun.. “ kata yoo eun yang matanya sudah berkaca-kaca
“ chagia..? “ kata luhan memegang pundak yoo eun untuk menenangkannya
“ ne oppa... gwaechana.. “ kata yoo eun yang hatinya masih pilu
“ jangan bersedih aku mohon.. aku tidak mau melihat kau menangis lagi.. aku tidak mau terjadi apa-apa pada anak kita.. arasso ? cup cup.. don’t cry baby.. “ kata luhan sambil memegang dengan lembut wajah yoo eun, yoo eun pun tersenyum sekarang, dan min seok hanya bisa memandangi mereka dengan senyuman hangatnya lalu dia memandangi na eun yang masih terbaring di alam mimpinya.
“ ya ! min seok-ya.. aku ingin mencarikan kimchi untuk yoo eun ya ? biasa dia kan sedang masa mengidam.. hehe.. “ kata luhan sambil merangkul mesra yoo eun
“ ne.. arasso.. “ kata min seok tersenyum manis, mereka keluar dari kamar na eun. Sedang min seok kembali fokus memandang wajah na eun lekat, dia selalu berfikir bahwa dia ingin bisa bersama dengan na eun lagi menjadi sahabat yang sangat dekat seperti dulu. Min seok membuka buku cerita ‘snow white’nya untuk dia bacakan kepada na eun.
“ na eun.. kau bisa mendengarku kan walau semua indramu lumpuh tapi aku yakin telingamu tidak lumpuh kan ? aku akan bercerita padamu.. kau pernah berkata bahwa kau sangat suka salju kan? Aku punya buku bagus berjudul ‘snow white’ kau mau dengar ?..... baiklah aku akan bacakan.. zaman dahulu hidup seorang gadis cantik bernama snow white, dia tinggal bersama ayah dan ibunya, tapi.. kehidupannya beubah saat ibunya meninggal, ayahnya menikah dengan ratu victoria, beliau adalah seorang yang ternyata nenek sihir yang memiliki sihir hitam, karena kebencian ratu terhadap snow white ia malah akan menyelakai snow white............... “ min seok menceritkan dengan penuh harapan jika na eun akan mendegar suaranya, walau tidak pasti betul.
“..........sayang nasip snow white, dia memakan apel beracun itu dan dia hampir saja meninggal, tapi sang pangeran datang menghampirinya dengan kuda putihnya. Pangeran yang melihat gadis cantik itu terbaring, dan langsung saja mencium bibir merah snow white dengan lembutnya, akhirnya snow white terbanggun dari tidurnya, dan karena sihir itu bisa dipatahkan dengan cinta, akhirnya ratu victoria lenyap untuk selama-lamanya, dan snow white bisa hidup bahagia dengan pangeran selamanya.... tamat... kau mendengarnya kan ? ceritanya bagus kan ? na eun, apakah aku harus menciummu seperti dalam cerita ini agar kau bisa banggun ? tapi, rasanya tidak mungkin ini bukanlah dongeng kan? “ kata min seok selesai bercerita.
***
                Tiga bulan sudah min seok menunggu na eun untuk bangun dari tempat tidurnya, namun, sayang penantiannya itu sia-sia na eun belum saja sadar dari komanya, min seok yang kala itu sangat lelah menunggunya hanya bisa berharap dan terus berharap agar dia bangkit dari mimpi indahnya itu. Hari ini, tepatnya tanggal 18 December 2014, min seok datang kembali menjenguk na eun yang masih koma, kali ini min seok membawa sebuah gitar bewarna pink seperti warna kesukaan na eun.
“ na eun-ya apa kabar?... kau baik-baik saja kan?... kau sudah makan?... apa kau merindukanku ?... “ kata-kata min seok itu seakan dia berkata sendiri pada benda mati, karena tak ada jawaban sepatah katapun dari seseorang yang ia ajak bicara
“ kau semakin cantik saja... oh ya.. aku membawa gitar.. “ kata min seok sambil mengambil gitar di sebelahnya
“ Cha~ !!! lihat gitar ini berwarna merah muda seperti warna kesukaanmu.. kau ingin dengar aku bernyanyi kan ??... baiklah aku akan bernyanyi... lagu ini judulnya ‘Miracle In December’ karena aku ingin berharap bahwa kau akan sadar dari koma di bulan desember ini... tapi, rasanya tidak mungkin.. aku hanya berharap kau sadar dan kita bisa bersama-sama lagi seperti dulu... sekarang... aku akan bernyanyi ne? “ kata min seok sambil bersiap-siap untuk bernyanyi untuk na eun.
“ Boiji anheun neol chajeuryeogo aesseuda... deuiji anhneun deureulyeo aesseuda..
Boiji anhdeonge boigo deulliki anhdeonge deullyeo neo nareul ddeonan dwiro naegen eobdeon himi saenggyeosso...
Neon nabakke mollasseodeon igijogin naega yeah.. ne maeumdo mollajwodeon musimhan naega.. ireohke seo dallajyeodaneunge nsjocha midgiji anha
Ne sarangeun ireohke gyesok nal umjikyeo.. nan saenggakmanhamyeon sesangeul neoro chaeul su isseo hmmm.... nunsonggihanaga ne nunmul han bangulinigga
Dan han gaji mothaneun geoseun neol naegero oge haneun il i chorahan choneunglyeog.... ijen eobseumyeon jogesseo.. uhh...
Neol nabakke mollasseodeon igijogin naega ne maeumdo mollajwodeon musimhan naega
Ireohke deo dallajyeodaneunge najocha midgiji anha... ne sarangeun irohke gyesok nal umjikyeo...
Jiganeul meomchwo... nege doraga..
Chuegogeul chageum... neoui eijireum yeoreo..
Nan ge ane isseo... oww hoo.. neowa hamke ineun geol aju jogeunmago yakhan sarami neoui sarangi..
Ireohke modeunggeol.. nae salmeul modu bakkungeol.. sesangeul modu hoo woo...
Sarangi gomaun jul mollasseodeon naega hoo...
Kkeutnamyeon geumanin jul aradeon naega ohh..
Neo wonhaedeon geu moseub geudaero nalmada nareul gochyeoga.. nae dsrsngeun kkeutteobsi..gyeosok ddeul gata.. siganeul meomchwo.......” tiba-tiba saja nyanyian indah min seok terhenti dikarenakan air matanya yang tidak bisa terbendung lagi akhirnya ia meneteskan air matanya karena ia tidak mampu lagi menuggu na eun seperti ini, dia lelah harus melihat na eun yang seperti orang mati ini. dia merasa sedih melihat wajah na eun yang semakin hari semakin pucat, dia tidak tahu harus bagaimana lagi kali ini, apa dia harus koma juga untuk bisa berbicara lagi dengannya atau harus mati sekalian agar dia bisa memeluk na eun lagi ? min seok semakin kehilangan cara untuk bisa membangunkannya dari tidur lelapnya itu. Tiba-tiba luhan masuk dengan yoo eun istrinya dengan wajah agak kaget dan khawatir.
“ aigo !! kau kenapa min seok ?? “ tanya luhan
“ hikh..hikh.. hyung aku lelah.. apa na eun akan bisa hidup lagi ? “ kata min seok dengan air mata yang terus mengalir
“ kau ini bicara apa na eun memang masih hidup kan ? “
“ bagaimana bisa dia hidup, orang hidup itu makan, minum, beraktivitas... tapi kenapa dia hanya tidur saja ?? huh ? “ kata min seok yang hampir putus asa.
“ min seok !! kau harus yakin kalau na eun itu akan kembali sadar apa kau akan menyerah untuk penantianmu selama ini ? lalu mengapa kau sangat peduli dengan na eun sedang kau punya hye sung... “ xiumin yang mendengar perkataan luhan hanya terdiam dalam suasana genting seperti ini, dia memang tidak bisa menahan perasaan yang telah di pendamnya sejak lama ini. tapi, dia harus meahannya bagaimanapun juga.
“ hyung !! aku akan menikah dengan hye sung sebulan lagi... aku sangat peduli dengan na eun karena na eun........ adalah.... sahabatku yang sangat aku cintai.. “ kata min seok, kemudian dia pergi keluar begitu saja tampa pamit dengan luhan dan yoo eun terlebih dahulu.
***
                Yoo eun yang tengah hamil pun dengan semangat membersihkan kamar adiknya na eun yang selama 3 bulan lebih ia tinggalkan. Yoo eun membersihkan mulai dari tempat tidur hingga rak-rak buku, tiba-tiba saja ia menemukan sebuah buku bewarna merah muda bertuliskan “I Love You Kim Min Seok Y” di sampul buku tersebut, karena penasaran akhirnya dia membuka buku itu dengan teliti. Halaman buku itu berisikan foto-foto min seok saat mereka baru masuk SMA, saat min seok beraktivitas di sekolah, saat min seok sedang menyanyi di acara sekolah, bahkan foto saat min seok sedang di hukum karena terlambat datang ke sekolah, yoo eun berfikir dan meneliti bahwa na eun selama ini sangat mencintai min seok, karena itu ia sering mengurung diri di kamarnya ini, karena ia tahu min seok akan menikah dengan hye sung.
***
                Bulan keempat setelah hari kelulusan, tepatnya tanggal 25 januari 2015. Hari ini adalah hari pernikahan min seok dan hye sung. Tentu saja sebagai orang terdekat luhan dan yoo eun hadir dalam acara tersebut.
“ min seok-ya.. chukkae atas pernikahaanmu.. “ kata luhan sambil menjabat tangan kanan min seok
“ ne hyung... gomawo... “
“ min seok-ya ... ini.. aku menemukan buku ini dikamar na eun, sepertinya kau harus melihatnya.. “ kata yoo eun sambil menyerahkan bingkisan warna merah muda ke arah min seok
“ eoh ? buku milik na eun ? ne.. gomawo... “ min seok langsung membuka bingkisan tersebut, dia sontak terkejut karena di dalam buku tebal tersebut berisikan puluhan foto tentang dirinya, sementara dia masih terkejut, tiba-tiba saja ponsel luhan berbunyi ternyata itu pihak dari rumah sakit yang merawat na eun, tanpa pikir panjang luhan langsung mengangkat panggilan tersebut.
“ yoboseo ? “ awali luhan
“ maaf sebelumnya... saya akan memberitahu tentang keadaan na eun saat ini, sepertinya na eun keadaannya semakin parah karena penyakit yang di deritanya. Dokter sudah berusaha keras untuk menanganinya.... tapi... sepertinya detak jantungnya sudah berhenti, monitor untuk mengetahui detak jantung juga sudah berhenti.... sepertinya dia sudah..... “ luhan langsung menutup ponselnya cepat, dan langsung memberitahu kepada yoo eun dan min seok, min seok yang mendengar berita tersebut semakin shock. Ia langsung menemui hye sung untuk berbicara padanya di ruang rias.
“ hye sung !! kita harus bicara !!! “ kata min seok yang wajahnya mulai memucat
“ mwo oppa ? “ tanya hye sung bingung
“ kajja ikut aku ... “ kata min seok sambil menarik tangan hye sung dan membawanya ke suatu tempat, min seok langsung menggatakan yang sebenarnya tentang perasaannya yang ia pendam sejak lama, tentang ia sangat mencintai na eun sebelum ia mengenal hye sung, hye sung yang mendengar kata-kata dari min seok pun sangat kaget mendengarnya, tapi saat hye sung melihat air mata yang tulus mengalir dari mata indah min seok, hye sung jadi memahami mengapa ia membatalkan pernikahan ini, hye sung pun tersenyum memahami min seok dan melepaskan min seok untuk bertemu dengan na eun. Min seok langsung menuju kerumah sakit dengan menaiki mobil silvernya itu. Dia langsung masuk ke ruang rawat na eun yang saat itu banyak didikelilingi perawat dan dokter yang ingin melepaskan semua alat pembantu pernafasan na eun dan tentunya juga ada yoo eun dan luhan yang sedang menangisi kepergian na eun. Sontak min seok yang baru saja datang langsung menghampiri na eun dengan air mata berlinang.
“ na eun..!!! na eun !! jawab aku kamu tidak boleh mati begitu saja !! kamu menggapa meninggalkanku ?? kenapa meninggalkanku huh?, tanpa sepatah kata selamat tinggal kepadaku ?? kamu belum mengetahui apa yang aku rasakan, kan? terhadapmu ?na eun-ya !!!!! “ saat itu air mata min seok semakin deras melihat na eun kini tak bernyawa, lalu apa penantiannya selama ini, jika akhirnya na eun meninggalkannya juga.
“ maaf, tuan.. kami akan membawa na eun ke ruang.... “ kata suster yang belum menyelesaikan kata-katanya
“ tunggu dulu !! aku ingin bicara pada na eun terlebih dahulu... “ kata min seok menahan air matanya
“ baik.. “ kata suster singkat
“ na eun-ya.. kau masih ingat kan saat kita pertama kali bertemu...? saat kita bertengkar di kantin sekolah karena hanya sebuah buku catatan pribadimu... ya.. bukumu kujatuhkan di dalam selokan.. padahal itu buku kesayanganmu kan? Lalu saat kita membuat keributan kita langsung di bawa ke ruang BP.. lalu saat itu kita berdamai dan aku membelikan lagi buku itu.. buku catatan kesukaanmu... yang ternyata kini berisikan fotoku semua... “ kata min seok dengan mata berbinar-binar akibat dia menahan tangisnya
“....”
“ kau ingat... kan ? aku jelas ingat sekali semua tentang dirimu.. semua senyummu padaku... dan saat kamu marah kamu terlihat lucu sekali... aku suka saat saat seperti itu.. sebenarnya aku sudah menyukaimu sejak pertama kali kita bertemu... aku sangat menyayangimu... na eun.. kau tahu aku membatalkan pernikahanku hanya demi untuk bertemu denganmu... apa kau tega meninggalkanku seperti ini ? sedangkan aku sudah menunggu lama dirimu ? aku takut sebenarnya menggatakan perasaanmu kepadamu... oleh karena itu aku pacaran dengan hye sung.. aku berfikir kau tidak menyukaiku kukira kau hanya mengangapku sahabat... jadi aku berfikir utuk melepaskanmu dan melupakanmu.... namun perjuanganku sia-sia saja aku tidak akan pernah bisa melupakanmu.... “ kata min seok sambil memegang tangan pucat na eun.
“....”
“ na eun-ya buka matamu... kajja buka matamu... haruskah aku mati juga untuk bertemu denganmu lagi dan mungkin saja apa aku harus bunuh diri untuk bisa bertemu denganmu dialam yang sama ? “ kini air mata min seok tidak bisa dibendung lagi, dan akhirnya pecah juga air matanya yang menetes tepat di dahi na eun.
“ kajja buka matamu... aku sangat mencintaimu park na eun... aku selalu bermimpi untuk menikah denganmu.... ” kata min seok sambil menarik-narik tangan na eun
“ kajja~ na eun... kita pergi dari sini... aku akan membawamu ketempat yang kau mau karena aku sangat mencintaimu... aku berjanji akan selalu setia kepadamu dan aku akan melindungimu dengan kemampuanku... aku akan membahagiakanmu na eun-ya.. “ min seok yang tidak menghiraukan sekelilingnya langsung menyambar bibir pucat na eun, dia mencium bibirnya seperti sudah sejak lama ia ingin melakukan itu padanya, air matanya terus saja menetes dari matanya yang terpejam itu. Min seok lalu melumat bibir pucat na eun seakan-akan na eun yang ia peluk erat itu masih hidup, min seok yang mencium na eun itu pun langsung melepaskannya dan memeluknya erat di tubuhnya yang hangat itu.
“ min seok-ya... ? “ kata luhan yang hanya bisa terkaget-kaget oleh kelakuan dongsaengnya itu yang tidak pernah ia ketahui sebelumnya
“ na jongmal saranghae~ park na eun...please open your eyes... aku selalu berharap kau bisa bangun lagi dari tidur lelapmu..... na eun-ya saranghae... jongmal saranghae park na eun........... “ bisik min seok tepat di telinga na eun, tiba-tiba saja tangan na eun bergerak membalas pelukan erat min seok, min seok yang saat itu sangat kaget hanya bisa menatap na eun lekat dia tak percaya orang yang selama ini ia tunggu akhirnya membuka mata juga.
“ min seok-ya... aku juga mencintaimu... sangat mencintaimu.. aku selalu ingat tentang kenangan kita dari awal hingga akhir... aku juga selalu mendengarkan kata-katamu saat aku tidur karena koma... aku juga ingin bisa menikah denganmu.. tapi aku takut mengatakan ini semua kepadamu min seok.... tapi sekarang aku tidak takut untuk mengatakannya karena aku sudah tahu perasaanmu... aku ingin mengatakan ini sejak dulu kalau aku sangat mencintaimu min seok~ “ kata na eun yang suaranya sedikit serak, yoo eun dan luhan bahkan para tenaga medis pun tidak percaya akan semua keajaiban ini, ini benar-benar suatu keajaiban yang pernah ada di dunia.
“ na eun.. aku tidak akan pernah mau kehilangan dirimu lagi aku tidak akan pernah melepaskanmu lagi.... aku janji hatiku kini hanya jadi milikmu bukan menjadi milik hye sung lagi..... aku janji... “ kata min seok yang memeluk hangat na eun
“ ne.. min seok... hatiku hanya milikmu... “ kata na eun yang kemudian mencium bibir min seok dengan mata terpejam dan penuh ketulusan, bibir na eun yang hanya bersentuhan dengan min seok pun terasa sangat hangat di bibir merah muda min seok, min seok memejmkan matanya dan memeluk pinggang milik na eun. Mereka melepaskan ciuman mereka dan min seok pun membawa pulang na eun yang masih terlihat lemah. Sesampainya dirumah na eun, min seok pun menidurkan na eun di ranjang yang terletak di kamar na eun.
“ apa yang kau inginkan..? kau ingin aku membawakan sup kentang kesukaanmu? “ kata min seok yang sedang duduk di atas ranjang milik na eun
“ hmm.. tidak aku hanya ingin kau ada di sini bersamaku... “ kata na eun yang masih lemah di atas ranjang
“ na eun.. tanpa kau suruh aku juga pasti akan selalu bersamamu... “ kata min seok sambil membelai rambut cokelat na eun, tiba-tiba saja min seok berlutut di hadapan na eun sambil menyodorkan sebuah cincin berwarna silver yang tadinya untuk pernikahan hye sung dan dirinya.
“ na eun-ya.... will you marry me ? “ lanjut min seok sambil melihat mata na eun lekat
“ ....yes, i do... “ kata na eun sambil tersenyum manis dihadapan min seok, min seok yang mendengar jawaban dari na eun merasa sangat senang, karena kesenangnya min seok memeluk tubuh na eun erat.
***
                Setahun telah berlalu, kini keadaan na eun sudah pulih seutuhnya dari penyakit jantugnya, dan ini adalah hari bahagia na eun karena hari ini adalah hari pernikahan min seok dan na eun, betapa bahagianya na eun bisa menikah dengan min seok, ini bagaikan mimpi indah baginya. Tamu-tamu di dalam gedung sudah berdatangan bahkan mantan calon istri min seok pun datang yaitu hye sung, dia tak sendirian ternyata ia juga bersama sehun, adik kelas min seok dan na eun di SMA. Dan tentu juga yoo eun dan luhan bahkan anak laki-laki mereka sekarang sudah lahir yang mereka beri nama Xiao Yu Han. Sungguh ini bagikan cerita dongeng ‘snow white’ yang pernah min seok ceritakan pada na eun, ketika na eun terbaring koma di rumah sakit, yang berceritakan seorang putri yang bangun dari tidur lelapnya karena ciuman sang pangeran, bahkan na eun tidak percaya akan bisa mendapatkan seorang namja bernama min seok itu, dia sangat bahagia hari ini.
                Upacara pernikahan pun dimulai, tertampak min seok yang mengenakan jas bewarna hitam dengan tampannya berdiri di altar tersebut. Tak lama kemudian na eun sang pengantin wanita memasuki ruang penikahan itu, dia terlihat sangat cantik mengenakan gaun pengantin panjang bewarna putih dengan lengan panjang bermotif bunga, ia juga membawa bunga tulip berwarna merah muda yang digengamnya, sama seperti bunga yang selalu min seok bawa ketika na eun masih koma. Min seok pun mengucapkan janji suci dihadapan penghulu dan para tamu yang datang, lalu min seok memasangkan cincin silver di jemari na eun, begitu juga dengan na eun yang memasangkan cincin di jemari min seok. Setelah selesai pemasangan cincin tanpa pikir panjang min seok memegang pinggang na eun dan mencium bibir merah muda na eun, wajah na eun sontak memerah seperti kepiting rebus saat itu, sebagai balasannya na eun meletakkan tangannya di pundak min seok untuk menjaga keseimbangan tubuhnya. Min seok lalu melepaskan ciuman mereka dan beralih memeluk na eun dengan hangatnya. Tamu yang datang pun merasa jika aksi na eun dan min seok itu adalah suatu hiburan untuk mereka.
“ aigo~ oppa~ kau apa-apaan sih... aku malu tahu.. “ kata na eun yang wajahnya semakin memerah lalu melepaskan tangannya dari pundah min seok.
“ na eun-ya aku seperti ini karena aku tidak ingin kehilangan dirimu lagi~ “ kata min seok berbisik di telinga na eun. Na eun yang mendengar kata-kata dari min seok itu pun hanya tersenyum geli mendengar kata-kata min seok. Dan pada akhirnya mereka berdua hidup dengan bahagia selamanya.                    


-TAMAT-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar