Kamis, 02 Juli 2015

ff xiumin


Good Bye
By : Snow Bear

Title     : Good Bye
Author : Snow Bear
Genre  : Sad Romance
Cast     : Xiumin (EXO), Park Nana (OC)
Note    : FF ini diadaptasi dari MV Jin (Gone) hehe.. emang udah lama banget Mv-nya, FF-nya juga udah lama tapi baru bisa dipublis sekarang nih, namun tokohnya sedikit  aku ganti nih hehehe~ tapi..ceritanya agak beda kok dari MV-nya dan ini murni dari otak aku sendiri... semoga kalian suka ya dan semoga FF ini bisa jadi inspirasi untuk kalian yang lagi mau bikin FF, oke chingu~ Happy reading~ tolong RCL ne? [NO COPAS] ne? Gomawo ^^
******************************************************************************************
NANA POV.
Aku menuju tempat latihan pianoku, ini hari pertamaku masuk ke les piano ini, sebenarnya aku tidak terlalu menyukai musik, ini adalah paksaan ayahku yang seorang guru di suatu les piano. aku turun dari mobil pribadiku, aku berjalan menyusuri jalan setapak, aku pun melihat tampak seorang pemuda duduk sambil memainkan pianonya, alunan nadanya sangat indah dan enak di dengar, nada ini seperti menggambarkan suasana hatinya yang sedang kesepian, aku berdiri mendengarkan nada indah itu tak sadar dia sedang duduk memperhatikanku dengan rasa kebinggungan, akupun langsung kabur masuk ketempat les ayahku, aku sangat kaget waktu itu.
Sehabis pulang les aku berjalan menyusuri lorong kecil dekat ruangan pianoku, aku melihat lelaki itu lagi dia memandangiku heran, dia terus memandangiku sambil berjalan dan sepertinya dia sangatlah penasaran tentang diriku, sebegitukah dia penasarannya tentang aku.
Hari kedua, aku masuk ke les piano ini. aku menunggu dia datang, aku mengintipnya dari belakang jendela ruang pianoku, tertampak mobil berwarna silver terparkir di halaman les piano.
“ Nana!!! ” terdengar suara ayahku memanggil namaku dengan tegas, aku langsung menghampirinya
“ada apa ayah?” kataku
“ada apa? Ini saatnya jam latihan pianomu!! Apa kau lupa?” katanya dengan suara yang cukup keras
“iya..” kataku dengan nada rendah
Aku sedikit melihat kearah jendela, dia sepertinya mencuri-curi pandangan dariku, setiap aku menoleh dia pura-pura tidak melihatku padahal jelas-jelas aku melihatnya sedang memandangiku. Aku memainkan tuts demi tuts piano dengan ragu. Tiba-tiba saja aku terkaget mendengar pukulan ayahku yang mengenai pundakku.
“kamu ini salah terus.. kan sudah saya jelaskan berulang kali jika not ini langsung kembali ke not yang pertama” katanya sambil menunjuk kertas laguku, aku hanya terdiam memandangi piano hitam itu, dan tiba-tiba air mataku mengalir di pipiku membasahi rok bewarna hitamku, aku sangat sedih karena tidak bisa membuat ayahku bangga, membuat diriku seperti apa yang diharapkan ayahku.
“sudahlah!! Pelajaran kita sampai disini!!!” kata ayahku sambil mengebrak pintu, Aku mencoba memainkannya sendiri dengan benar, tapi hasilnya aku tidak bisa memainkannya seindah permainan piano lelaki itu, lelaki itu memang sangat pandai memainkan piano dengan indah aku mengakui kemampuannya. tiba-tiba seseorang ada yang memegang pundakku, aku sangat kaget ada seseorang yang muncul dibelakangku, dan ternyata lelaki itu.
“hmm.. ka..kamu siapa?” kataku dengan terbata-bata
“apa kamu tidak apa-apa? Oh iya namaku Xiumin, kamu susah memainkan piano ini ya? Mau aku bantu?” katanya
“i..iya.. hmm.. kamu laki-laki yang waktu itu kan? Kamu mengapa selalu memperhatikanku, ada yang salah denganku?” tanyaku
“tidak, kamu hanya saja seperti orang yang terkagum-kagum mendengar musikku padahal lagu ini baru aku ciptakan kemarin, apa kamu suka?” tanyanya
“iya aku suka.. apa nama lagunya?” tanyaku
“namanya? Hmm.. ‘MELODI PERPISAHAN’..? oh ya namamu siapa?” tanya xiumin
“aku? Nana, Park Nana..” jawabku
“oh nana..ayo kemari! aku akan ajarkan nada-nada piano, agar kamu bisa, agar kamu tidak dimarahi guru itu lagi..hehe” katanya, senyum diwajahnya sangat manis, sepertinya aku mulai menyukainya, rasanya aku bersemangat kembali. Aku melihat xiumin membuka sebuah wadah berisi butiran putih di balik sakunya, akupun bertanya kepadanya.
“Xiumin itu apa?? Apa itu sebuah obat?”
“tidak, ini adalah permen karet, kau mau?” jawabnya, wadah berisi butiran putih itu kini menjadi wadah berisi sejumlah permen karet warna warni, aku mulai menghwatirkannya apa dia sakit, tapi rasanya tidak mungkin dia baik-baik saja. Tiba-tiba dia menyuapiku satu permen karet kedalam mulutku, aku benar-benar dibuat tersipu malu dengannya.
Seminggu telah berlalu aku dan Xiumin kini menjadi sangat dekat. Dia mengajakku untuk pergi kesuatu tempat di dekat les pianoku, dia menarik tanganku bermaksud untuk mengajakku ke dekat danau. Kami saling berbincang-bincang tentang pengalaman kami berdua. Tak lama kami berbicara tampak sebuah mobil bewarna hitam dan terparkir di dekat danau, seseorang keluar dari mobil itu dan ternyata ayahku. Aku terkejut karena saat itu ayahku membawa sejumlah orang di belakangnya yaitu pegawalnya. Mereka langsung menarik kedua tangan baekhyun dan membawa baekhyun kerumahnya, aku tidak tahu harus berbuat apa, aku seperti orang bodoh yang tidak tahu harus apa. Aku melihat sebuah wadah berisi butiran putih miliknya terjatuh, aku langsung mengambilnya. Aku terus memanggil namanya sekeras mungkin sambil menangis karena aku mulai khwatir akan keadaannya.
Sebulan telah berlalu sesudah kejadian itu, aku terus melihat wadah itu dengan teliti, sebenarnya ini obat apa, apa hanya sebuah vitamin. Tiba-tiba air mataku terjatuh mengingatnya, aku khawatir akan keadaannya saat ini, apa dia tidak apa-apa. Aku tidak tahu kabarnya saat ini karena aku dilarang mendekatinya. Sebenarnya aku sudah dijodohkan dengan orang lain saat ini, oleh karena itu aku dilarang mendekatinya.
Aku menunggu dan terus menunggunya agar datang kemari. Besar harapanku agar bertemu dengannya. Semenit kemudian aku mendenggar seseorang membuka pintu ruang pianoku, aku melihat kearahnya, dan itu adalah xiumin. Dia terlihat kurang sehat, wajahnya sangatlah pucat dan tubuhnya terlihat sangat lemas. Dia menuju ke arah piano hitamku dan mulai memainkan lagu yang berjudul “melodi perpisahan” yang diciptakannya. Aku sangat terharu mendengarnya,  lagunya sangat indah, sangat menggambarkan tentang perasaanku. Tiba-tiba nadanya terhenti. Aku melihatnya terbaring diatas piano. Aku langsung menghampirinya dengan berjatuhan air mata.
“xiumin.. kamu kenapa?? Ayo bangun!!! Kamu jangan meninggalkanku!! Apa kamu dengar?? Ha??” kataku, yang saat itu tubuhnya terbaring di atas piano dan aku memeluknya erat diatas punggungnya. Air mataku kini semakin deras melihatnya terbaring diatas piano. Aku berlari menuju ayahku meminta pertolongan. Ayahku langsung membawanya kerumah sakit, tapi saat dia diperiksa ternyata nyawanya sudah tiada, dia sudah meninggal, karena penyakit jantungnya kini semakin parah. Air mataku semakin menggalir melihatnya seperti itu aku sangat merasa kehilanggan, aku tidak menyangka bila dia harus pergi secepat ini, sesungguhnya aku tidak rela kehilangan dia.
Seminggu telah berlalu sesudah kepergian xiumin, aku sangat sedih, hatiku rasanya teriris dengan kepergiannya. Tiba-tiba seorang lelaki tua yaitu paman xiumin, datang menghampiriku menyerahkan sebuah surat untukku. Aku membaca sebuah surat itu yang isinya kata-kata darinya.
“Nana.. apakah kamu membaca surat ini?
Aku disini sangat kesepian tampa dirimu...
Aku menulis surat ini karena sesungguhnya
dari awal saat aku bertemu denganmu, aku sudah mulai menyukaimu..
tapi, apa daya aku tidak mungkin memilikimu...
kamu sudah dijodohkan dengan orang lain..aku tidak bisa berbuat apa-apa
tapi tidak apa-apa, karena bisa bersama denganmu saja aku sudah sangat bahagia..
nana...jaga dirimu baik-baik, jangan sedih jika suatu saat aku meninggalkanmu..jika kamu menangis..itu membuatku sangat sedih nantinya..
nana.. aku sangat menyayangimu.. namun, aku harus pergi, karena mungkin suatu saat aku akan  pergi, karena penyakitku kini semakin memburuk. Tapi, tidak apa-apa suatu saat nanti kita akan bertemu lagi di dunia yang lain. Kita akan bertemu, kita akan selamanya bersama. Aku janji....
selamat tinggal...PARK NANA namamu akan selalu aku ingat....”
aku menangis terharu membaca surat ini. Aku percaya padanya jika suatu saat nanti kita akan bertemu. Aku akan menjalani hidupku dengan bahagia tampa dirinya sekarang. Aku akan selamanya mengingatnya. Saat dimana kita bertemu, saat kita bersama, dan saat kita berpisah. Aku takan lupa oleh semua kenangan itu. Karena kita akan selalu bersama dimanapun kita berada walau berbeda alam sekarang. Aku akan tetap bersamamu, selamanya.
-SELESAI-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar